tag:blogger.com,1999:blog-34167142600524206562024-03-14T10:02:01.834+07:00Terapi PsikologiMiftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-34827598282381766312010-08-22T11:25:00.001+07:002010-08-22T11:25:37.163+07:00Penerapan Terapi Pada Penyakit Abnormal (Part 3)<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><b>Gangguan</b></span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><b> kepribadian pasif-agresif</b></span></span></span></span></div></span><br />
<div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif ditandai oleh obstruksionisme (senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras kepala dan tidak efisien. Perilaku tersebut adalah manifestasi dari agresi yang mendasari, yang diekspresikan secara pasif. Pasien gangguan kepribadian pasif-agresif secara karakteristik adalah suka menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, tidak bersedia meminta maaf, dan cenderung untuk mencari kesalahan pada diri orang lain walaupun pada orang tempat mereka bergantung; tetapi mereka menolak untuk melepaskan mereka sendiri dari hubungan ketergantungan. Mereka biasanya tidak memiliki ketegasan tentang kebutuhan dan harapan mereka. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a>Orang dengan gangguan ini tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri dan biasanya pesimistik akan masa depan (Kaplan & Saddock, 1997 : 268).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka memendam rasa amarah dan permusushan yang diekspresikan dengan cara tidak langsung tapi menggunakan cara yang menyakitkan. Tidak sensitif terhadap kritik dan selalu menganggap dirinya benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasif-agresif berkembang dari kepercayaan bahwa ekspresi terbuka dan kemarahan adalah berbahaya. Menuntut orang lain harus tahu apa yang diinginkan, tanpa ia memintanya (Martaniah 1999 : 79).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 269):</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Psikoterapi. Dapat dilakukan dengan memberikan terapi supportif, untuk memunculkan motivasi pada diri pasien. Ahli terapi harus menyatakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari perilaku pasif-agresif yang mereka lakukan.</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">b. Farmakoterapi. Antidepresan harus diresepkan jika indikasi klinis depresi dan kemungkina bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap benzodiazepine, psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis.</div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian depresif</span></b></span> </span></div><div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan gangguan kepribadian depresif adalah orang yang pesimistik, anhedonik, terikat pada kewajiban, meragukan diri sendiri dan tidak gembira secara kronis. Penyebab gangguan kepribadian depresif tidak diketahui, tetapi faktor yang terlibat dalam gangguan distimik dan gangguan depresif berat mungkin bekerja. Teori psikologis melihat adanya kehilangan pada awal kehidupan, pengasuhan orang tua yang buruk, superego yang menghukum, dan perasaan ekstrim.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Deskripsi klasik tentang kepribadian depresif diajukan tahun 1963 oleh Arthur Noyes dan Laurence Kolb, “Mereka merasakan kegembiraan kehidupan yang normal tapi hanya sedikit, dan cenderung kesepian dan serius, bermuram durja, patuh, pesimistik dan rendah diri. Mereka rentan untuk mengekspresikan penyesalan dan perasaan ketidakberdayaan dan putus asa. Mereka seringkali teliti, perfeksionistik, sangat berhati-hati, asyik dengan pekerjaan, merasa bertanggung jawab dengan tajam, dan mudah berkecil hati di kondisi yang baru. Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita dalam kesepian dan kemungkinan mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan orang lain. Suatu kecenderungan untuk merasa ragu-ragu, tidak dapat mengambil keputusan dan berhati-hati menghianati perasaan ketidakamanan yang melekat”.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">H. Akiskal menggambarkan 7 kelompok sifat depresif : (1) tenang introvert, pasif, tidak sombong; (2) bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan menghina diri sendiri; (4) bersifat ragu-ragu, kritik orang lain, sukar untuk memaafkan; (5) berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri; (6) memikirkan hal yang sedih dan merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa negatif, perasaan tidak berdaya dan kelemahan pribadi (Kaplan & Saddock, 1997 : 270).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 270):</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Psikoterapi. Terapi kognitif membantu pasien mengerti manifestasi kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme mereka. Beberapa pasien mempunyai respon terhadap tindakan menolong diri sendiri.</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">b. Farmakoterapi. Dengan pemakaian antidepresan, khususnya obat sorotonergik tertentu seperti sertraline (Zoloft</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian sadomasokistik</span></span></b> </span></div><div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Gangguan ini bukan merupakan diagnosis resmi dalam DSM IV atau spendiksnya, tetapi dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian yang tidak diklasifikasikan. Sadisme (berasal dari nama seorang penulis di abad ke-18 yaitu Marquis de Sade, yang menulis tentang orang yang mengalami kenikmatan seksual saat menyiksa orang lain) adalah keinginan untuk menyebabkan rasa sakit pada orang lain baik secara penyiksaan seksual atau fisik atau penyiksaan psikologi pada umumnya. Sigmund Freud percaya bahwa pasien sadisme untuk mencegah kecemasan kastrasi dan mampu untuk melakukan kepada orang lain apa yang mereka takutkan akan terjadi pada diri mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Sedangkan masokisme (nama mengikuti Leopold von Sacher-Masoch, seorang penulis novel yang berasal dari Austria abad ke-19) adalah pencapaian pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri. Pada umumnya, yang dinamakan penderita masokisme moral mencari penghinaan dan kegagalan, bukannya sakit fisik. Menurut Sigmund Freud, kemampuan penderita masokisme untuk mencapai orgasme terganggu oleh kecemasan dan perasaan bersalah tentang seks dan perasaan tersebut dihilangkan oleh penderitaan dan hukuman pada diri mereka sendiri. Pengamatan klinis menyatakan bahwa elemen perilaku sadisme dan masokisme biasanya ditemukan pada orang yang sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu:</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">Psikoterapi. Terapi psikoanalisis efektif pada beberapa kasus. Sebagai hasil terapi, pasien menjadi menyadari bahwa kebutuhan menghukum diri sendiri adalah sekunder akibat perasaan bersalah bawah sadar yang berlebihan dan juga menjadi mengenali impuls agresif mereka yang terepressi, yang berasal dari masa anak-anak awal.</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian sadistik</span></span></b> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Gangguan kepribadian sadistik adalah suatu tambahan yang kontroversial pada apendiks DSM III-R, dan tidak dimasukkan di dalam DSM IV. Orang dengan gangguan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang pervasif, merendahkan dan perilaku agresif, yang dimulai sejak anak-anak awal dan diarahkan kepada orang lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan menghina atau merendahkan orang lain dan biasanya telah mengancam atau menghukum orang lain dengan kasar yang tidak lazimnya, terutama anak-anak. Pada umumnya, orang dengan gangguan kepribadian sadistik merasa tertarik dengan kekejaman, senjata, cidera, atau penyiksaan. Untuk dimasukkan dalam kategori ini, orang tersebut tidak termotivasi semata-mata oleh keinginan untuk mendapatkan rangsangan seksual dari perilaku mereka; jika termotivasi demikian, parafilia dari sadisme seksual harus didiagnosis </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div class="MsoNormal">Kesimpulan :</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor temperamental, faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu adanya fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantung dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).</div></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik yang khas dan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat disembuhkan baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi obat-obatan), dengan teknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian <br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Lucida Grande'; font-size: xx-small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 9px;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11pt;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11pt;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11pt;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11pt;"><br />
</span></span></span></span></span></span></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-68180146602591013662010-08-22T10:55:00.012+07:002010-08-22T11:16:43.760+07:00Penerapan Terapi Pada Penyakit Abnormal (Part 2)<div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;">Gangguan kepribadian histrionik</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).<br />
Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida Al Hasanat, 2004 : 20).</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 260):</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">a. Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">b. Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.</div></div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;">Gangguan kepribadian narsistik</span></b></span><span class="Apple-style-span"> </span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan dan perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang yang berani mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh tak acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka. Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati, dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.</span></div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang kognitif, kedua gangguan ini (gangguan histrionok dan gangguan narsistik) adalah akibat dari ketidakmampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">Treatment yang dapat diberikan adalah (Kaplan & Saddock, 1997 : 261):</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">a. Psikoterapi. Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien harus meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatrik seperti Otto Kernberg dan Heiz Kohut menganjurkan pemakaian pendekatan psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan.</div></div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Farmakoterapi. Lithium (Eskalith) digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Dan karena rentan terhadap depresi, maka antidepresan juga dapat digunakan.<br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian menghindar</span></span></b><span class="Apple-style-span"> </span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yang ekstrim terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial. Sebenarnya mereka tidak asosial karena menunjukkan keinginan yang kuat untuk berteman tetapi mereka malu; mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan tanpa kritik yang tidak lazim. Orang dengan gangguan ini menginginkan hubungan dengan orang lain yang hangat dan aman tapi membenarkan penghindaran mereka untuk membentuk persahabatan kerena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka mudah sekali keliru dalam mengartikan komentar orang lain, seringkali komentar dari orang lain dianggap sebagai suatu penghinaan atau ejekan. Pada umumnya sifat dari orang dengan gangguan kepribadian menghindar adalah seorang yang pemalu. Menurut teori kognitif-behavioral, pasien sangat sensitif terhadap penolakan karena adanya pengalaman masa kanak-kanak, misalnya : karena mendapat kritik yang pedas dari orang tua (Martaniah, 1999 : 77).</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 263):</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Psikoterapi. Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan. Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan sosial yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk. Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Farmakoterapi. Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka menghadapi situasi yang menakutkan</span> </div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian dependen</span></span></b><span class="Apple-style-span"> </span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan gangguan kepribadian dependen, menempatkan kebutuhan mereka sendiri dibawah kebutuhan orang lain. Meminta orang lain untuk mengambil tanggung jawab untuk masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode yang singkat. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih tua. Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan yang banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku gangguan kepribadian dependen (Kaplan & Saddock, 1997 : 263-264).</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">Menurut teori psikodinamika, gangguan ini timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada masa oral karena orang tua yang sangat melindungi atau orang tua yang mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan kognitif-behavioral mengemukakan bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan kecemasan dalam membuat keputusan (Martaniah, 1999 : 77).</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 265):</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">a. Psikoterapi. Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.</div></div><div style="text-align: justify;">b. Farmakoterapi. Pasien yang mengalami serangan panik atau memiliki tingkat kecemasan perpisahan yang tinggi mungkin tertolong oleh imipramine (Tofranil). Benzodiazepine dan obat serotonergik dapat berguna.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;">Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif</span></b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai oleh penyempitan emosional, ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan. Gangguan ini sering terjadi pada pria dan sering pada anak tertua. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif memiliki keasyikan dengan keteraturan, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan. Biasanya orang tersebut resmi dan serius dan seringkali tidak memiliki rasa humor. Mereka memaksakan aturan supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran. Karena takut mereka melakukan kesalahan, mereka mengalami kebimbangan dan berpikir dalam waktu yang lama untuk mengambil suatu keputusan.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam posisi yang membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci. Tetapi mereka rentan terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitif-behavioral, pasien gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistik mengenai perfeksitas dan penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia menganggap dirinya tidak berharga (Martaniah, 1999 : 79).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 267):</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">a. Psikoterapi. Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari pengobatan atas kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan sangat dihargai oleh pasien gangguan ini. Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanya memberikan manfaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptif mereka. Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;">b. Farmakoterapi. Clonazepam (Klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan antikonvulsan, pemakaian obat ini untuk menurunkan gejala pada pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. Clomipramine (Anafranil) dan obat serotonergik tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif timbul.<br />
Selain gangguan kepribadian yang telah disebutkan di atas, juga ada gangguan kepribadian yang tidak ditentukan dimana dalam DSM IV dicadangkan untuk gangguan yang tidak memenuhi ke dalam salah satu gangguan yang telah dijelaskan sebelumnya. Gangguan kepribadian yang dimaksud adalah</div></div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><br />
</span></b></span></span></div></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-83741237830451478402010-08-22T10:38:00.010+07:002010-08-22T18:05:31.557+07:00Penerapan Terapi Pada Penyakit Abnormal (Part 1)<div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/d/db/DSM-IV-TR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/d/db/DSM-IV-TR.jpg" width="222" /></a></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:</span></div></div><ul><li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh dan eksentrik.</span> </li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu.</span> </li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau ketakutan.</span></li>
</ul><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yang telah disebutkan di atas :</span></div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian paranoid</span></span></span></b><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"></span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung dan marah termasuk pasangan yang cemburu secara patologis. Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan kejujuran teman atau teman kerjanya. Atau cemburu dengan bertanya-tanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya. Gangguan ini lebih sering terdapat pada laki-laki dibandingkan wanita. Berdasarkan suatu penelitian menunjukkan bahwa paranoid personality disorder banyak terdapat pada pasien dengan skizofrenia dan gangguan delusi (Nida UI Hasanat, 2004 : 11).</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme pertahanan ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai motif merusak dan negatif, bukan dirinya. Ada kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri karena menganggap dirinya mampu berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk dan efisisen, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain. Dan berdasarkan teori kognitif-behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu dalam keadaan waspada, karena tidak mampu membedakan antara orang yang membahayakan dan yang tidak (Martaniah, 1999 : 74 </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 249):</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">a. Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi yang terlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat meningkatkan ketidakpercayaan pasien.</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> b. Farmakoterapi. Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus, obat antiansietas seperti diazepam (Valium) dapat digunakan. Atau mungkin perlu untuk menggunakan anti psikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat anti psikotik pimozide (Orap) bisa digunakan untuk menurunkan gagasan paranoid </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian skizoid</span></span></b></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></b></span><b></b><br />
<b></b><br />
<b></b><br />
<b></b><br />
<b></b><br />
<div class="MsoNormal" style="display: inline ! important;"><div style="display: inline ! important;"><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut David & Neale, orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan (2004 : 5).</span></span></b></div></div></div><b></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain. Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanmkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 251):</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">a. Psikoterapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial.</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">b. Farmakoterapi. Dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian skizotipal</span></b></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing walaupun bagi orang awam karena mereka memiliki gagasan yang aneh, pikiran magis, gagasan menyangkut diri sendiri, waham dan derealisasi yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap harinya. Dunia mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan fantasi yang mirip anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki kekuatan pikiran yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi perseptual atau mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian. Pembicaraan dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam Nida AI Hasanat, orang tua dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa orang tua dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak dengan gangguan kepribadian skizotipal (2004 : 10).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock : 253):</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">a. Psikoterapi. Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang aneh dan okultis. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka.</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> b. Farmakoterapi. Medikasi antipsikotik mungkin berguna dalam menghadapi gagasan mengenai diri sendiri, waham dan gejala lain dari gangguan dan dapat digunakan bersama-sama psikoterapi. Penggunaan holoperidol dilaporkan memberikan hasil positif pada beberapa kasus, dan antidepresan digunakan jika ditemukan suatu komponen depresif dari kepribadian. </span></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian antisosial</span></b></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> <span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal. Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling sering ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami gangguan. Menurut David & Neale, gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara lain. Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah, impulsif, dan gagal dalam merencanakan sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24).</span></span><br />
<span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin emosi baik emosi positif maupun negatif. ‘Charming’ dan memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab dan ‘tega’ terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26).</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut teori biologis, gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki), menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak diterima, (b) Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis, dan (e) karena faktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1) kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang tua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3) orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan (5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial. Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71).</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 255):</span></div></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">a. Psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi, ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.</span></div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">b. Farmakoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul, seperti kecemasan, penyerangan dan depresi. Tetapi, karena pasien seringkali merupakan penyalahguna zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas, psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin), bisa digunakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gangguan kepribadian ambang</span></span></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak terdapat pada wanita dibandingkan laki-laki dan berdasarkan penelitian biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang memiliki gangguan yang sama.</span></div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan; sebagai akibatnya mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal yang tidak baik. Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika mengalami frustasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami gangguan ini evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil keputusan, motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah, 1999 : 73)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 258):</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">a. Psikoterapi. Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi bawah sadar secara mendalam. Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan sosial, khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan perilaku interpersonal mereka.</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">b. Farmakoterapi. Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan episode psikotik yang singkat. Anti depresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering ditemukan pada pasien. Inhibitor monoamine oksidase (MAO) efektif dalam memodulasi perilaku impulsive pada beberapa pasien. Benzodiazepine, khususnya alprazolam (Xanax), membantu kecemasan dan depresi, tetapi beberpa pasien menunjukkan disinhibisi dengan obat tersebut. Antikonvulsam, seperti Cabamazepine (Tegretol), dapat meningkatkan fungsi global pada beberapa pasien. Obat serotonenergik seperti fluoxetine dapat membantu pada beberapa kasus</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: center;"></div></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-75969707705570897722010-08-22T09:25:00.026+07:002010-08-22T17:33:09.404+07:00Terapi Psikis - Perilaku (Behavioristik)<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/56/Ivan_Pavlov_%28Nobel%29.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/56/Ivan_Pavlov_%28Nobel%29.png" width="224" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/56/Ivan_Pavlov_%28Nobel%29.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Ivan_Pavlov">Ivan Pavlov</a></span></div><span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Terapi Perilaku mencakup sejumIah metode terapi yang berbeda-bada yang kesemuanya </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">itu didasarkan kepada teori-teori belajar. Para ahli </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">behaviorist </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">beranggapan bahwa perilaku maladaptif merupakan cara untuk menanggulangi stres yang sudah "terbiasa" pada diri seseorang, sehingga beberapa teknik <span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;">perilaku</span> yang dikembangkan dalam percobaan dapat digunakan untuk menggantikan respons maladaptif tersebut dengan respon baru yang lebih tepat. Jika terapis psikoanalis berkaitan dengan pemahaman konflik masa lalu, maka terapi </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">perilaku lebih memusatkan langsung kepada perilaku itu sendiri (Atkinson dkk., 1993).</span></span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Dua aliran utama yang menjadi pijakan dalam metode-metode dan teknik-teknik </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">pendekatan terapi yang didasarkan kepada teori belajar adalah </span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Classical Conditioning</span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"> dan </span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Operant Conditioning</span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">.</span></span></div><a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Classical Conditioning atau pengkondisian respon dari Pavlov, </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">pada dasarnya melibatkan Unconditioning Stimulus (UCS) yang secara otomatis membangkitkan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Conditioning Response (CR), yang sarna dengan Unconditioning Respons </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">(UCR) </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">apabila diasosiasikan dengan Conditioning Stimulus </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">(CS), </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">sehingga lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR (Corey, 1995).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">UCS ---------------------------------------------------------» UCR</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 13px;">(makanan kucing) (pengeluaran air liur kucing)</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 11px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 11px;">CS -----------------------------------------------------------» CR</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 11px;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 16px;">(menjalankan pembuka kaleng listrik) (pengeluaran air liur kucing)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3f/B.F._Skinner_at_Harvard_circa_1950.jpg/225px-B.F._Skinner_at_Harvard_circa_1950.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3f/B.F._Skinner_at_Harvard_circa_1950.jpg/225px-B.F._Skinner_at_Harvard_circa_1950.jpg" width="291" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/B._F._Skinner"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;">Skinner</span></span></a></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Sedangkan<i> Operant Conditioning</i> melibatkan adanya pemberian ganjaran <i>(reward) </i>kepada individu atas pemunculan tingkah laku (yang diharapkan).</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Pengkondisian operan ini dikenal dengan istilah "pengkondisian instrumental", karena memperlihatkan bahwa tingkah laku instrumental dapat dimunculkan oleh oleh organisme yang aktif sebelum perkuatan <i>(reinforcement) </i>diberikan untuk tingkah laku tersebut (Corey,<span class="Apple-style-span" style="font-size: 14.4px;">1995).</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14.4px;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan kedua aliran dalam teori belajar tersebut di atas, maka para ahli kemudian mengembangkan beberapa teknik atau metode terapi. Beberapa teknik metode terapi yang </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14.4px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">didasarkan kepada teori belajar antara lain dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut : </span></span></span></span></div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_-5aCxzwfsns/THCOZMlGAPI/AAAAAAAAAEc/orP09O-5ODc/s1600/Screen+shot+2010-08-22+at+9.40.52+AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/_-5aCxzwfsns/THCOZMlGAPI/AAAAAAAAAEc/orP09O-5ODc/s400/Screen+shot+2010-08-22+at+9.40.52+AM.png" width="191" /></a></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Berikut ini akan dibahas dua di antara beberapa teknik metode terapi perilaku, yaitu <b><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Desensitisasi Sistematis</span></b> dan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Assertive Training</span></b>.</span></i></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</span> </i></span></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><b>Desensitisasi Sistematis</b></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><b></b></span>Adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif, serta memunculkan tingkah laku atau respons yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. Teknik ini mengarahkan agar klien dilatih untuk menampilkan suatu respons yang tidak konsisten dengan kecemasan yang dialaminya (Corey, 1995).</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Wolpe (dalam Corey, 1995), seorang ahli yang pertama mengembangkan teknik desensitisasi sistematis, mengajukan argumen bahwa segenap tingkah laku neurotik adalah ungkapan dari kecemasan serta kecemasan tersebut menurutnya dapat dapat dihilangkan </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">dengan respons-respons yang secara inheren berlawanan dengan respons tersebut. Dengan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">menggunakan pengkondisian klasik, maka kekuatan stimulus yang menyebabkan kecemasan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">dapat dilemahkan, dan gejala kecemasan dapat dikendalikan dan dihapus melalui penggantian </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">stimulus.</span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Di dalam menerapkan teknik Desensitisasi Sistematis, dikenal dua unsur utama yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">tidak dapat dipisahkan dari teknik ini, yaitu: relaksasi dan hirarki kecemasan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Relaksasi adalah suatu prosedur pelatihan bagi individu untuk melemaskan otot-otot (Martin </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">dan Pear, 1992). Melalui latihan relaksasi, individu belajarmengkerutkan dan mengendurkan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">otot, misalnya dimulai dari otot leher, wajah, otot tubuh, terus sampai ke bawah ke </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">pergelangan kaki sampai kaki itu sendiri. lndividu dapat belajar bagaimana rasanya otot </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">tersebut dalam keadaan benar-benar rileks (dibandingkan dengan dalamkeadaan tegang) dan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">dapat membedakan beberapa tingkatan ketegangan (Atkinson dkk., 1993).</span></span></span></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Hirarki Kecemasan adalah sejumlah situasi atau stimulus yang membuat orang mengalami kecemasan. Keseluruhan situasi ini disusun mulai dari yang tidak membuat seseorang merasakan kecemasan sampai dengan yang paling membuatnya ketakutan (Atkinson dkk.,1993). Misalnya, seorang gadis yang mengalami ketakutan ketika menghadapi seekor kecoa. Dibantu dengan terapis, ia dapat menyusun suatu hirarki dari mendengar cerita mengenai kecoa (ringan) sampai dengan ketika ia menghadapi kecoa tersebut (berat).</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Prosedur Desensitisasi Sistematis. lndividu yang mengalami phobia belajar untuk rileks dan hirarki kecemasan telah disusun, maka desensitisasi dimulai. Penderita duduk dengan mata tertutup di kursi yang nyaman dengan seorang terapis menguraiakn situasi yang tidak membuatnya begitu mencemaskan. Jika dia dapat membayangkan dirinya berada dalam situasi tersebut tanpa adanya ketegangan otot yang meningkat, terapi akan melanjutkan hal atau situasi lain yang sudah tersusun dalam hirarki. Jika penderita mengalami kecemasan pada saat membayangkan suatu situasi dengan tingkat tertentu, maka dia dilatih untuk mengkonsentrasikan pada situasi rileks, sehingga dengan melakukannya berkali-kali kecemasan penderita akan dapat dinetralkan (Atkinson dkk., 1993).</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span></b></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Assertive Training</span></b></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"></span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Beberapa orang merasa cemas dalam berbagai situasi sosial karena tidak tahu bagaimana "berbicara secara terus terang" tentang apa yang meraka rasakan benar atau "mengatakan tidak" jika orang lain berusaha memanfaatkan mereka. Misalnya "ketika seseorang mendahului anda ketika anda sedang antri membeli karcis" atau "atasan anda mengkritik anda dengan tidak benar".</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span></span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan memberikan latihan respon yang tegas<i>, </i>seorang klien tidak hanya mengurangi kecemasannya akan tetapi sekaligus juga mengembangkan teknik penanggulangan yang efektif. Latihan asertif diberikan secara bertahap, dimulai dari latihan permainan peran dengan terapis sampai dengan menghadapi situasi kehidupan yang sebenarnya (Atkinson dkk., 1993).</span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue',Arial,Helvetica,sans-serif;"></span>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-59062529251729393572010-08-22T09:03:00.004+07:002010-08-22T09:19:17.837+07:00Terapi Psikis - Humanistik<div style="font: 12.0px Helvetica; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/3/36/Carlrogers.jpg/225px-Carlrogers.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/3/36/Carlrogers.jpg/225px-Carlrogers.jpg" width="219" /></a></div><br />
</div><div style="font: 9.0px 'Helvetica Neue'; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; min-height: 11.0px; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: #3400ee; font: 20.0px 'Helvetica Neue'; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: center;"><span style="text-decoration: underline;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Carl_Rogers">Carl Rogers</a></span></div><div style="font: 9.0px 'Helvetica Neue'; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; min-height: 11.0px; text-align: center;"><br />
</div><div style="font: 9.0px 'Helvetica Neue'; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; min-height: 11.0px; text-align: center;"><br />
</div><div style="font: 15.0px 'Helvetica Neue'; line-height: 13.0px; margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"> </span><br />
<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Dasar dari terapi Humanistik adalah penekanan pada adanya keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan pewujudan dirinya. Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba menafsirkan perilaku penderita, tetapi bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri. Salah satu pedekatan yang dikenal dalam terapi Humanistik ini adalah Terapi yang berpusat kepada klien atau <b><i>Client-Centered Therapy.</i></b></span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><b><i></i></b></span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><b><i><a name='more'></a></i></b></span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Client-Centered Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang<b><i> </i></b>didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. Istilah terapis dalam pendekatan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah fasilitator (Atkinson dkk., 1993).</span><span style="font-family: 'Lucida Grande'; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Untuk mencapai pemahaman klien terhadap permasalahan yang dihadapi, maka dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan antara lain adalah: empati, rapport, dan ikhlas.</span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien& kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap klien.</span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Terapi berusaha agar masalah yang dihadapi klien dipandang dari sudut klien sendiri. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak di balik topeng profesinya (Atkinson dkk.,1993). </span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Selain ketiga hal tersebut, di dalam proses konseling harus terdapat pula adanya jaminan bahwa masalah yang diungkapkan oleh klien dapat dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sarna sekali jika klien sudah dapat memahami permasalahannya sendiri.</span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Menurut Rogers (dalam Corey, 1995), pertanyaan "Siapa Saya?" dapat menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka ini bertanya : "Bagaimana saya dapat menemukan diri nyata saya?", "Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginkan?", "Bagaimana saya memahami apa yang saya yang ada di balik dinding saya dan menjadi diri sendiri?"</span><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue'; line-height: 150%;">Oleh karena itu tujuan dari Client-Centered Therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.</span></div></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-6103498271866525492010-08-22T08:08:00.013+07:002010-08-22T09:18:01.297+07:00Terapi Psikis - Psikoanalisa<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/12/Sigmund_Freud_LIFE.jpg/200px-Sigmund_Freud_LIFE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/12/Sigmund_Freud_LIFE.jpg/200px-Sigmund_Freud_LIFE.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sigmund_Freud"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Sigmund Freud</span></a></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Dasar dari terapi psikoanalisis adalah konsep dari Sigmund Freud dan beberapa pengikutnya. Tujuan dari psikoanalisis adalah menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(defense mechanism) </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan. Apabila motif dan rasa takut yang tidak disadari telah diketahui, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cara yang lebih rasional dan realistis. Dalam bentuknya yang asli, terapi psikoanalisis bersifat intensif dan umunya memakan waktu yang lama. </span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Terapis dan klien umumnya bertemu selama 50 menit beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena itu agar dapat lebih efisien, maka pertemuan dapat dilakukan dengan pembatasan waktu dan penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering (Atkinson dkk.,1993).</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Teknik-teknik dalam Psikoanalisis disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, serta untuk memahami makna dari beberapa gejala. Kemajuan terapeutik diawali dari pembicaraan klien ke arah katarsis, pemahaman, hal-hal yang tidak disadari, sampai dengan tujuan pemahaman masalah-masalah intelektual dan emosionaI. Untuk itu diperlukan teknik-teknik dasar psikoanalisia, yaitu: </span><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Asosiasi Bebas, Penafsiran, Analisis Mimpi, Resistensi, dan Transferensi</span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> (Corey, 1995).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a></span><br />
<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Asosiasi Bebas</span></span></b></div><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Asosiasi Bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilakan klien berbaring di atas balai-balai sementara terapis duduk di belakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas (Corey, 1995).</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitandengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">katarsis. </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">treatment </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(Corey, 1995).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Penafsiran (Interpretasi)</span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 11px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">bawah sadar pada diri klien (Corey, 1995)</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 11px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 11px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; line-height: 15px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Analisis Mimpi</span></b></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; line-height: 15px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"></span></b></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 15px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">yang </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">direpres </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">bahwa mimpi merupakan "jalan istimewa menuju ketidaksadaran", karena melalui mimpi </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhimya diungkapkan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda (Corey, 1995).</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 15px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 15px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Mimpi memiliki dua taraf, yaitu </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">isi laten </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dan </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">isimanifes. </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Isi laten terdiri atas motif-motif </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">yang disamarkan, tersembunyi, simbolik,dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar (yang merupakan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">isi laten) ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah mengungkap </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">terselubung (Corey, 1995).</span></span></span></div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 11px;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 11px;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 14.4px; line-height: 11px;"><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><br />
</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div style="text-align: center;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Resistensi</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span></span></div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dapat menunjukkan ketidaksediaanuntukmenghubungkanpikiran,perasaan,dan pengalaman </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">digunakan oleh klien sebagaipertahanan terhadap kecemasanyang tidak bisa dibiarkan, yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">akan meningkatjika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">(Corey, 1995). </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14.4px;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 9px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Dalam proses terapi, resistensi bukanlah sesuatu yang harus diatasi, karena merupakan </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">perwujudan dari pertahanan klien yang biasanya dilakukan sehari-hari. Resistensi ini dapat </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 13px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dilihat sebagai sarana untuk bertahan klien terhadap kecemasan, meski sebenamya menghambat </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 9px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">kemampuannya untuk menghadapi hidup yang lebih memuaskan (Corey, 1995).</span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 14.4px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 9px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div style="text-align: center;"><span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Transferensi</span></span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span></span></span></div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Resistensi dan transferensi merupakan dua hal inti dalam terapi psikonalisis. Transferensi </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Seperti ketika seorang klien menjadi </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya (Chaplin, 1995).</span></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Transferensi mengejawantah ketika dalam proses terapi ketika "urusan yang tidak </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">selesai" </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">(unfinished business) </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">mas a lalu klien dengan orang-orang yang dianggap berpengaruh </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">menyebabkan klien mendistorsi dan bereaksi terhadap terapis sebagaimana dia berekasi </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">terhadap ayah/ibunya. Dalam hubungannya dengan terapis, klien mengalami kembali </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">perasaan menolak dan membenci sebagaimana yang dulu dirasakan kepada orangtuanya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">Tugas terapis adalah membangkitkan neurosis transferensi klien dengan kenetralan, </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">objektivitas, keanoniman, dan kepasifan yang relatif. Dengan cara ini, maka diharapkan klien </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan memungkinkan klien </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik atau </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">deprivasi-deprivasinya, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;">masa lalu terhadap kehidupannya saat ini (Corey, 1995).</span></span></div></span></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-85413015677850483162010-08-22T08:02:00.006+07:002010-08-22T10:03:45.937+07:00Terapi Psikis (Psikoterapi)<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit jiwa dengan cara yang lebih psikologis daripada fisiologis maupun biologis. Istilah ini mencakup beberapa macam teknik yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk membantu individu yang emosinya terganggu, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang lebih bermanfaat dalam menghadapi orang lain. Terdapat beberapa perbedaan teknik yang digunakan di dalam psikoterapi. Meski demikian, teknik-teknik dalam psikoterapi kebanyakan memiliki ciri yang sarna, yaitu adanya komunikasi antara </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">klien </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(penderita) dengan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">terapis.</span></i></span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a></span></i></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><i></i>Klien didorong untuk dapat mengungkapkan rasa takut, emosi, dan pengalaman-pengalamannya yang tidak menyenangkan secara bebas tanpa ada rasa takut dan malu dicemooh oleh terapisnya. Di lain pihak, seorang terapis juga harns memiliki simpati dan empati, serta mencoba membantu klien mengembangkan cara efektif untuk menangani masalahnya (Atkinson dkk., 1993). </span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat ini terdapat banyak sekali teknik atau metode psikoterapi akan tetapi beberapa teknik yang sudah umum dan banyak digunakan adalah Psikoanalisa, Terapi Eksistensial Humanistik, dan Terapi </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Perilaku (Behavioristik)</span></span></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-32762097695348446902010-08-22T07:49:00.010+07:002010-08-22T10:32:06.559+07:00Terapi Medis<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.medica91.com/_var/gfx/d854a61584c4d561ad962d6b0a1074f1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="http://www.medica91.com/_var/gfx/d854a61584c4d561ad962d6b0a1074f1.jpg" width="320" /></a></div><span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam upaya untuk menyembuhkan gangguan perilaku atau abnormalitas, maka para </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">terapsi yang berlatar belakang medis, umumnya menggunakan terapi obat-obatan, kejutan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">eIektrokonvulsif, dan pembedahan saraf. Berikut ini akan dibahas ketiga bentuk terapi medis </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tersebut. </span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a></span></span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span> </span></div><div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"></div><ol><li><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Penggunaan Obat-obatan</span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> : </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Terapi obat-obatan merupakan terapi yang paling efektif di antara terapi medis lainnya, </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">terutama dalam mengubah suasana hati </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(mood) </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dan perilaku. Obat-obatan sebagaimana telah </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dibahas pada bab terdahulu dapat digolongkan menjadi : Obat Penawar, </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Opiate Narcotics, </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Stimulans, Obat Penenang, dan Halusinogen. </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari beberapa jenis obat bius di atas, yang umumnya digunakan antara lain adalah Obat </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Penenang </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(Tranquilizers) </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">yang berfungsi sebagai obat anti kecemasan dan anti psikosis, dan </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">beberapa dari jenis Stimulans sebagai anti depresi.</span></span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Terapi obat-obatan pada mulanya ditemukan pada tahun 1950-an, ketika beberapa penderita schizophrenia menunjukkan kemajuan. Mereka yang tidak tenang dan meronta-ronta tidak lagi harus dikekang dengan jaket pengekang, delusi dan halusinasi juga dapat dikurangi, sehingga penderita menjadi responsif dan fungsional. Barak-barak rumah sakit jiwa menjadi lebih rapi, karena penderita dapat segera dipulangkan. Beberapa tahun kemudian, penemuan obat-obatan anti psikosis dan anti depresi menimbulkan dampak serupa dan amat </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">menguntungkan rumah sakit jiwa pada masa itu.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span></div></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span style="line-height: 115%;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Electroconvulsive Therapy (ECT)</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> : </span></b></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Electroconvulsive Therapy </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">(ECT) adalah suatu terapi berupa aliran listrik ringan yang </span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dialirkan ke dalam otak untuk menghasilkan suatu serangan yang serupa dengan serangan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">epilepsi. Terapi ini kemudian dikenal juga dengan istilah terapi </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">electroshock. </span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ECT ini amat</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">populer pada tahun 1940 sampai 1960-an, sebelum obat-obatan anti psikosis dan anti depresi</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ditemukan. Pada saat ini ECT hanya digunakan pada penderita depresi berat, jika penderita</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tidak dapat diobati dengan terapi obat.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span> <br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ECT menjadi perdebatan yang kontroversial karena beberapa alasan. Pada masa awal </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ECT menjadi populer, penggunaannya tidak pandang bulu untuk mengobati berbagai gangguan perilaku seperti alkoholisme dan skizofrenia. Hasilnya pun dipertanyakan oleh beberapa kalangan. Pada saat ini ECT merupakan pengalaman yang menakutkan bagi penderita. Penderita seringkali tidak bangun untuk beberpa waktu yang lama setelah aliran listrik dialirkan ke dalam tubuhnya, mengalami ketidaksadaran sementara, serta seringkali juga menderita kerancuan pikiran dan kehilangan ingatan setelah itu. Adakalanya, kekejangan otot akan menyertai serangan otak yang menyebabkan terjadinya cacat fisik pada penderita.</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada saat ini, ECT tidak begitu menyakitkandan lebih manusiawi. Pasien pada mulanya diberi obat bius ringan dan kemudian disuntik dengan penenang otot. Aliran listrik sangat lemah dialirkan ke otak melalui kedua pelipis atau pada pelipis yang mengandung belahan otak yang tidak dominan. Aliran listrik ringan tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan serangan otak, yang berfungsi terapis, dan bukan karena serangan listriknya. Penenang otot berfungsi mencegah kekejangan otot tubuh dan kemungkinan terjadinya luka. Setelah itu penderita bangun beberapa menit dan tidak mengingat apa-apa tentang pengobatan yang baru saja dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilangnya ingatan hampir tidak terjadi, karena aliran listrik hanya diberikan pada belahan otak yang tidak dominan. Umumnya penderita mendapat enam kali ECT dalam jangka waktu dua minggu (Atkinson dkk., 1993).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span style="line-height: 115%;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Bedah Syaraf (Psychosurgery)</span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> : </span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada bedah syaraf cara yang dilakukan adalah dengan merusak area tertentu dengan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">memotong serabut syaraf atau dengan penyinaran ultrasonik. Yang paling sering adalah</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">rusaknya serabut yang yang menghubungkanfrontallobe dengan sistem limbik atau dengan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">area hipothalamus tertentu. Sistem limbik dan hipothalamus memang memainkan peran</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">penting di dalam emosi.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Terapi ini juga merupakan prosedur yang kontroversial, karena memiliki beberapa efek yang negatif. Bedah syaraf dengan cara terdahulu temyata memiliki efek penderita berperilaku santai dan ceria, sehingga tidak lagi bersifat agresif dan terganggu pikiran akan bunuh diri. Akan tetapi otak mereka begitu rusaknya, sehingga tidak dapat lagi berfungsi secara efisien.</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Sementara teknik bedah syaraf modem agaknya memiliki efek terganggunya intelektual penderita, terutamajika diberikan untuk mengobati depresi berat atau rasa sakit yang hebat. </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Teknik bedah syaraf ini juga belum terbukti efektif untuk mengatasi schizophrenia maupun obsesif kompulsif.</span></span></div></li>
</ol>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-16610502429930699322010-08-22T07:37:00.002+07:002010-08-22T07:44:42.419+07:00Jenis Terapi<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Terapi secara garis besar memiliki 2 jenis, yaitu secara Medis dan secara Psikoterapi. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_-5aCxzwfsns/THBy7YFJPvI/AAAAAAAAAEU/altbSfsKlzc/s1600/terpi.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/_-5aCxzwfsns/THBy7YFJPvI/AAAAAAAAAEU/altbSfsKlzc/s400/terpi.PNG" width="277" /></a></div>Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-80784075340267133182010-08-22T06:46:00.012+07:002010-08-22T08:29:10.157+07:00Lahirnya Rumah Sakit Jiwa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.mobipocket.com/eBooks/cover_remote/ID5630/coverAMindThatFoundItself.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.mobipocket.com/eBooks/cover_remote/ID5630/coverAMindThatFoundItself.jpg" width="213" /></a></div><br />
Pada akhir abad pertengahan, banyak rumah sakit didirikan untuk menanggulangi para penderita penyakit jiwa. Rumah sakit ini bukanlah merupakan pusat perawatan dan penyembuhan, melainkan merupakan semacam penjara dimana para penghuninya dirantai di dalam sel yang gelap dan kotor, serta diperlakukan secara tidak manusiawi (bahkan terkesan seperti memperlakukan binatang). <br />
<br />
Pada tahun 1792 ada kabar menggembirakan ketika seseorang bernama <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Philippe_Pinel">Phillipe Pinel</a> ditempatkan pada sebuah rumah sakit jiwa di Paris. Pinel membuat semacam eksperimen dengan cara melepas rantai yang mengikat penderita. Di luar dugaan orang-orang yang skeptis, yang menganggap Pinel gila karena keberaniannya melepas rantai "binatang" tersebut, percobaan Pinel justru menunjukkan hasil yang lebih baik. Ketika akhirnyadilepas dari kekangannya, lalu ditempatkan di tempat yang bersih dan bercahaya, diperlakukan dengan baik, banyak penderita yang dulunya dianggap tidak dapat disembuhkan memperlihatkan kemajuan yang pesat sehingga akhirnya diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakitjiwa (Atkinson dkk., 1993).<br />
<a name='more'></a> <br />
<br />
Pada awal abad ke-20, dicapai kemajuan besar dalam bidang obat-obatan dan psikologi. Pada tahun 1905, gangguan fisik yang dikenal sebagai general paresis terbukti memiliki penyebab yang sifatnya fisik, yaitu infeksi sifilis yang diderita sebelum timbulnya gejala gangguan tersebut. General paresis ditandai dengan adanya penurunan fungsi mental dan fisik seseorang secara lambat, perubahan kepribadian, serta adanya delusi dan halusinasi. Tanpa pengobatan para penderita penyakit ini akan meninggal dalam beberapa tahun. Pada masa itu, general paresis merupakan lebih dari 10% penyebab timbulnya penyakit jiwa, namun pada saat ini hanya sedikit kasus yang dilaporkan berkat efektivitas penisilin sebagai obat untuk menyenbuhkan sifilis (Dale dalam Atkinson dkk.' 1993).<br />
<br />
Penemuan general paresis tersebut meyakinkan para ahli bahwa penyakit jiwa berpangkal pada gangguan biologis. Sementara itu pada saat yang hampir bersamaan dua orang ahli yang berbeda juga telah meletakkan dasar pijakan yang penting. Sigmund Freud dan para pengikutnya meletakkan dasar pemahaman penyakit jiwa sebagai gangguan yang berkaitan dengan faktor Psikologis, semen tara Ivan Pavlov telah berhasil menunjukkan bahwa binatang dapat terganggu secara emosional bila dipaksa mengambil keputusan di luar kemampuan mereka (Atkinson dkk., 1993).<br />
<br />
Kemajuan-kemajuan pengetahuan di atas agaknya tidak mempengaruhi pandangan masyarakat, bahwa rumah sakitjiwa itu adalah sesuatu yang horor dimana para penghuninya dihinggapi rasa takut. Adalah <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Clifford_Whittingham_Beers">Clifford Beers</a>, mantan penderita gangguan manik depresif sehingga pemah dirawat di rumah sakit selama 3 tahun. Selama perawatannya di rumah sakit jiwa,Beers memang tidak lagi mendapat perlakuan dirantai dan disiksa, akan tetapi karena penderitaannya ia pemah memakai baju pengikat (straitjacket) untuk mengendalikan pemberontakannya. Kurangnya dana pada rumah sakit jiwa pada umumnya menyebabkabkan suatu rumah sakit jiwa menjadi penuh sesak dengan barak-barak, makanan dengan gizi rendah, serta para pembesuk yang tidak simpatik; kesemuanya itu menyebabkan rumah sakit jiwa menjadi sesuatu tempat yang jauh dari menyenangkan.Setelah sembuh, Beers menuliskan semua pengalamannya di rumah sakit jiwa tersebut dalam bukunya yang terkenal : <a href="http://www.gutenberg.org/files/11962/11962-h/11962-h.htm">A Mind That Found Itself</a> (1908). <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.mobipocket.com/eBooks/cover_remote/ID5630/coverAMindThatFoundItself.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.mobipocket.com/eBooks/cover_remote/ID5630/coverAMindThatFoundItself.jpg" width="213" /></a></div><br />
<br />
Beers tiada henti-hentinya bekerja untuk mendidik masyarakat tentang penyakit jiwa serta membantu mengorganisasi Komite Nasional untuk Kesehatan Jiwa. Pada tahun 1950, organisasi ini lalu bergabung dengan dengan dua kelompok lain untuk membentuk Asosiasi Nasional Kesehatan Jiwa. Gerakan ini temyata berpengaruh besar pada pencegahan dan pengobatan gangguan jiwa.Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3416714260052420656.post-73376977320575766062010-08-22T06:41:00.011+07:002010-08-22T17:39:27.518+07:00Sejarah Kesehatan Mental & Awal Mula Terapi<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Anggapan lama di Cina, Mesir maupun Yahudi kuno mengenai seseorang yang mengalami gangguan jiwa adalah karena dikuasai oleh roh jahat, yang dapat disembuhkan dengan doa, mantera, sihir, dan penggunaan obat-obatan alami tertentu. Jika cara pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan, maka langkah berikutnya adalah upaya agar roh jahat tersebut tidak kerasan hidup di dalam tubuh penderita. Cara yang dilakukan terkadang ekstrim, yaitu dengan cara mencambuk, membiarkan lapar, atau melemparinya dengan batu sampai penderita meninggal dunia</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/32/Hippocrates_rubens.jpg/220px-Hippocrates_rubens.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/32/Hippocrates_rubens.jpg/220px-Hippocrates_rubens.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Hippocrates">Hippocrates<a name='more'></a></a></div><br />
Sejarah (kemajuan) dimulai ketika seorang dokter Yunani kuno yang bernama Hippocrates menolak anggapan adanya roh jahat yang menyebabkan suatu gangguan. Ia berpendapat bahwa gangguan terjadi karena adanya kekacauan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh penderita. Hippocrates dan beberapa pengikutnya (para dokter dari Yunani dan Romawi) mengajukan cara penyembuhan yang lebih manusiawi. Mereka lebih mementingkan lingkungan yang menyenangkan, olah raga, aturan makan yang teratur, pijat/mandi yang menyejukkan; di samping beberapa pengobatan yang kurang menyenangkan seperti mengeluarkan darah, penggunaan obat pencahar, dan pengekangan mekanis(Atkinson dkk.,1993). Sampai dengan saat ini, ia dikenal sebagai "Bapak Kedokteran" <br />
<br />
<br />
Perkembangan yang telah dimulai oleh Hippocrates dan kawan-kawannya tersebut sayangnya tidak diikuti dengan perkembangan lebih lanjut, sehingga pada abad pertengahan berkembang lagi cerita takhayul primitif dan adanya keyakinan tentang setan. Para penderita gangguan jiwa dianggap berada dalam kelompok setan yang memiliki kekuatan gaib untuk dapat menimbulkan bencana dan kecelakaan bagi orang lain. Mereka ini lalu diperlakukan secara kejam, karena ada keyakinan bahwa dengan memukul, membuatnya lapar, dan menyiksa, setan yang merasuk di dalamnya yang akan menderita. Kekejaman ini memuncak pada abad ke-15, 16, dan 17, karena pada masa itu sedang berlangsung pengadilan ilmu sihir yang akhirnya menghukum mati ribuan orang penderita.Miftahhttp://www.blogger.com/profile/17338906959174254273noreply@blogger.com0